Bagaimana Menjadi DIGITALPRENEUR


BAGAIMANA MENJADI
DIGITALPRENEUR

Deskripsi

            Semakin hari semakin ramai masyarakat menggunakan Facebook dan Twitter untuk berinteraksi antar komunitas masing-masing. Baik itu digunakan hanya sebagai sarana untuk reuni ataupun mencari teman baru bahwa banyak juga yang memanfaatkan untuk berdagang on-line. Bahkan, dengan jumlah pengguna sekitar 30 juta, Indonesia kini menempati deretan negara yang terbanyak menambah pengguna Facebook di dunia

Bicara mengenai on-line, dalam dunia maya biasa dikenal dengan istilah digital. Banyak pelaku bisnis yang mulai merambah dunia digital ini, banyak genius lokal pun bermunculan sebagai digitalpreneur yang mumpuni. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran para pelaku bisnis akan krusialnya penerapan TI untuk kepentingan bisnis, jasa dan produk berbasis TI sebagai pendukung dan penopangnya pun semakin marak. Tren inilah yang kemudian memicu sekaligus memacu lahirnya wirausaha-wirausaha baru di bisnis digital yang kini biasa disebut digital entrepreneur atau (disingkat) digitalpreneur. Merekalah orang-orang yang cekatan menunggangi gelombang perubahan lanskap bisnis yang berkembang amat cepat selama beberapa tahun terakhir.

Salah satu yang dengan cepat memanfaatkan teknologi digital ini adalah operator selular, melesatnya jumlah pelanggan operator telepon seluler di negeri ini juga berandil besar mempercepat lahirnya para digitalpreneur baru. Lihatlah, Telkomsel, yang pada 2007 baru mempunyai sekitar 48 juta pelanggan, kini telah menembus 100 juta pelanggan. Demikian juga Indosat dan XL yang masing-masing kini berhasil meraup sekitar 40 juta pelanggan. Hampir semua provider dan operator telekomunikasi di Indonesia mengakui bahwa 40%-60% trafik Internet didominasi Facebook. Selain Facebook, situs lain yang laris di Indonesia adalah blogger.com, Wordpress.com dan kaskus.us. Semua situs laris ini, yang menarik, ternyata sekadar wadah, sementara kontennya semua di-generate oleh pengguna Internet, bukan pengelola situs.

Seperti diberitakan oleh liputan6.com bahwa jumlah pengguna seluler di Indonesia hingga Juni 2010 diperkirakan mencapai 180 juta pelanggan. Jumlah ini sama dengan sekitar 80 persen populasi penduduk. Hal ini menambah referensi bahwa peluang pasar yang ada sangat terbuka luas.

Jika di lihat dari analisis kelayakan bisnis, perputaran uang di bisnis digital ini pun bukan main-main. Sekedar contoh, pernahkan Anda bayangkan berapa nilai bisnis mobile content di Indonesia saat ini? Untuk konten musik digital saja kini diperkirakan mencapai Rp 600 miliar. Di Telkomsel, misalnya, tercatat pengguna aktif download fulltrack berbayar sebanyak 50 ribu-60 ribu pengguna. Secara total, pada 2009, nilai bisnis layanan konten seluler dan fixed wireless access telah menembus Rp 7 triliun. Ini artinya, ada jatah 30% buat digitalpreneur yang menggeluti bisnis mobile content.

Dilaksanakannya Seminar dengan topik ”Bagaimana Menjadi Digitalpreneur” ini sebagai jembatan membuka mata kita bahwa peluang bisnis di industry digital itu masih sangat luas dan bersifat jangka panjang.

Waktu Kegiatan
Hari     : Rabu, 15 Juni 2011
Tempat : AULA BSI lt 4, Kampus BSI Jl Salemba Tengah No 22, Jak Pusat
Waktu : 13.00 - 15.00 WIB

Konsep
Seminar untuk umum dengan diskusi kasus dari praktisi perusahaan ternama.

Sasaran
Peserta seminar yang merupakan mahasiswa dan masyarakat umum yang tertarik dengan dunia Digital (200 peserta)

Tema
Bagaimana Menjadi Digitalpreneur

Pembicara
  • Kristin Amelina, Marketing Communication atau Aria Rajasa
     Chief Executive Officer dari gantibaju.com
  • Ermiel.H.Thabrani, President Director Upr Communication


Tujuan
-          Peserta tahu peluang-peluang dalam dunia digital
-          Peserta mendapatkan wawasan mengenai bagaimana memulai bisnis digital.
-          Peserta mendapatkan wawasan baru mengenai liku-liku dalam menjalankan bisnis digital.
-          Peserta mendapat ilmu bagaimana bisnis digital itu mendapatkan profit.
-          Peserta tahu hal-hal yang menjadi hambatan/ancaman dalam bisnis digital dan bagaimana mengantisipasinya.


Materi yang dibahas pembicara

Pembicara membahas mengenai kasus di perusahaannya, mengenai bagaimana mulai mendirikan perusahaan, kendala-kendala yang di hadapi dalam proses mendirikan bisnis digital tersebut, kemudian usaha-usaha yang di lakukan agar bisnis yang di rintis nya bertahan terhadap goncangan-goncangan yang terjadi dan bagaimana usaha yang di lakukan sehingga bisnis digitalnya bisa besar seperti sekarang.

http://formulabisnis.com/?id=akhmatf

BISNIS KELUARGA BISA LEBIH HEBAT

Benarkah BISNIS KELUARGA BISA LEBIH HEBAT? itulah pertanyaan yang muncul di benak orang orang yang ingin memulai merintis bisnis Keluarga, kadang akan timbul keraguan apakah kita bisa membesarkan bisnis keluarga yang sudah kita rintis?

Kita bisa lihat beberapa Bisnis keluarga yang sekarang sudah HEBAT.

Dua Kelinci merupakan salah satu Bisnis keluarga yang menjadi besar karena kinerja yang semakin bagus dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi dua tahun terakhir setelah dua anak pendiri Dua Kelinci (Hadi Sutiono) memutuskan untuk bergabung kedalam manajemen prusahaan agar Dua KElinci bisa lebih besar. Niat bergabungnya putra putri ini karena kemauan sendiri tanpa dengan paksaan dari orang tuanya.
Dengan munculnya darah segar dari generasi penerus ini memberikan nuansa baru dalam strategy perusahaan.Dua KElinci mulai memikirkan bahwa Sponshorship merupakan investasi jangkan panjang, event event sponsorship ini di buktikan dengan menjadi Official Sponsor Real Madrid.

(Sumber: Majalah SWA Edisi 5 (3-16 Maret 2011)




http://formulabisnis.com/?id=akhmatf

Lowongan di SWA GROUP


KELOMPOK MEDIA MAJALAH SWA
Membuka kesempatan berkarir untuk posisi :

1. Journalist Internship Program (kode : JIP)
- Mahasiswa/i min. semester 7 / Fresh graduated (lulusan th 2010 - 2011)
- Usia maksimal 25 tahun
- Bahasa Inggris aktif (lisan & tulisan)
- Memiliki minat yang besar dibidang jurnalisme
- Menyukai bidang ekonomi dan bisnis
- Menyertakan contoh karya (portofolio) tentang bidang ekonomi & bisnis

2. Marketing Internship Program (kode : MIP)
- Mahasiswa/i min. semester 7 / Fresh graduated (lulusan th 2010 - 2011)
- Usia maksimal 25 tahun
- Bahasa Inggris aktif (lisan & tulisan)
- Memiliki minat yang besar dibidang sales & marketing
- Berpenampilan menarik dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi

3. Desainer (kode : DG)
- Pendidikan min. D3
- Menguasai bidang desain komunikasi / desain grafis
- Lebih disukai memiliki pengalaman dibidang yang sama
- Menyertakan contoh karya (portofolio)

4. Account Executive (kode : AE)
- Pendidikan min. S1
- Menguasai B. Inggris (aktif)
- Disukai berpengalaman di event / advertising
- Berpenampilan menarik dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi

5. Reporter (kode : REP)
- Pendidikan Min. S1
- Menguasai B. Inggris (aktif)
- Disukai berpengalaman di Media Cetak / Media Online
- Menyertakan contoh tulisan / artikel mengenai ekonomi dan bisnis

6. Researcher (kode : RE)
- Pendidikan Min. S1
- Menguasai B. Inggris (aktif)
- Menguasai software Statistika
- Disukai berpengalaman dibidang Riset

7. Sales Executive (kode : SE)
- Pria
- Pendidikan min. D3
- Disukai berpengalaman di Media Cetak
- Memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik dalam bidang B2B dan B2C
- Memiliki SIM A atau C
- Menguasai area Jabodetabek

Kirimkan surat lamaran dilengkapi CV, fotokopi KTP, fotokopi ijazah,
transkrip nilai & pasfoto terbaru ke alamat :

Kelompok Media Majalah SWA
Jl. Taman Tanah Abang III No. 23
Jakarta Pusat 10160

atau ke alamat email :
hrd@swamail.com

http://.formulabisnis.com/?id=akhmatf

Cracker Zone

Dalam kesempatan bedah Buku Cracker Zone karangan Prof. Dr. Reinald Kasali, Dalam diskusi tersebut hadir seluruh Management Majalah Bisnis SWA dan Bapak Reinald Kasali sebagai pembicara, banyak hal baru yang di dapat.
Betapa besar peranan People di sebuah Perusahaan dalam mengubah persaingan bisnis di dalam Industry terkait.

Reinald Kasali mencontohkan bagaimama gebrakan XL Axiata dalam merubah peta industry Telekomunikasi yang tadinya merupakan industri dengan biaya tinggi menjadi industry dengan biaya rendah. XL menjadi pelopor cellular dengan harga murah. Memang dari segi profit yang di peroleh akan mengalami penurunan tp dari segi kuantitas meningkat sangat dratis.
Hal ini menjadikan Peta Industry Telekomunikasi berubah, hampir semua provider akhirnya mengubah strategy penjualan dengan concept penekanan harga dan benefit lain yang bisa di dapat.

Reinald dalam kesempatan itu mengatakan bahwa sekarang ini sudah tidak bisa hanya membicarakan generasi X dan Y tetapi sudah mengarah generasi C yaitu Connecting. Semua sudah terhubung dengan internet sehingga perubahan apapun sudah tidak bisa di tutupi lagi karena masing masing orang sudah terhubung dan penebaran informasi semakin cepat.
Kita sebagai pelaku bisnis mau gak mau harus mengikuti trend tersebut jika ingin survive.

Mendengar pemaparan Reinald tersebut saya menjadi teringat dengan teori Diamond Analysis by Michale Porter,dimana dalam teori itu mengungkap persaingan yang terjadi dalam suatu industry.

Pertanyaannya dimanakah peranan Cracker Zone dikaitkan dengan Teori Diamond Analysis tersebut?

Comment Please..........


http://www.formulabisnis.com/?id=akhmatf

An Awkward Moment



http://www.formulabisnis.com/?id=akhmatf